Rabu, 25 Mei 2011

Suatu hari terjadi percakapan antara pensil dan penghapus,

Pensil: Kau tahu, aku benar-benar minta maaf.
Penghapus: Untuk apa? Kau tidak melakukan sesuatu yang salah.
Pensil: Aku minta maaf, karena kau selalu terluka karenaku. Setiap kali aku melakukan kesalahan, kau selalu ada untuk menghapusnya.
Tapi setiap kamu menghapus kesalahanku, engkau kehilangan bagian dari dirimu sendiri, engkau menjadi semakin kecil dan mengecil setiap waktu.
Penghapus: Itu benar, tapi aku sama sekali tidak keberatan.
Kamu lihat, aku dibuat untuk melakukan hal ini. Aku dibuat untuk membantumu setiap kali engkau melakukan sesuatu yang salah. Walaupun suatu hari aku tahu aku akan pergi dan kamu harus mencari penggantiku.
Aku benar-benar senang dengan pekerjaanku. Jadi tolong, lanjutkanlah tugasmu dan berhentilah khawatir padaku. Aku tidak suka melihatmu sedih.
Pencil and Eraser
Pencil and Eraser
Pencil: You know, I’m really sorry.
Eraser: For what? You didn’t do anything wrong.
Pencil: I’m sorry, ’cause you get hurt because of me.
Whenever I make a mistake, you’re always there to erase it.
But as you make my mistakes vanish, you lose a part of yourself.
You get smaller and smaller every time.
Eraser: That’s true, but I don’t really mind. You see, I was made to do this. I was made to help you whenever you do something wrong. Even though, one of these days, I know I’ll be gone and you have to replace me with a new one, I’m actually happy with my job. So please, stop worrying. I hate seeing you sad.
Percakapan antara pensil dan penghapus diatas merupakan salah satu cerminan tentang betapa sempurnanya sesuatu yang bisa saling melengkapi, meskipun keduanya memiliki fungsi dan tugas yang berbeda, tetapi keduanya tetap bisa saling mengerti dan bekerjasama meskipun pada kenyataannya penghapus tahu dia akan kehilangan dirinya.
Dari percakapan singkat antara pensil dan penghapus tersebut, tersirat betapa setiap seseorang bisa saling mengasihi, dan melengkapi. Manusia sebenarnya memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh mahluk lainnya yaitu ketulusan.

Semoga dengan kisah pensil dan penghapus ini menginspirasi kita untuk bisa menjadi seseorang yang lebih baik.


Powered By Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

Clock

Blogwalking

Labels

Blog Archive

About Me

Foto Saya
Bocah Petualang
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Page Rank

Visitor

free counters

Histats

CheatBox


ShoutMix chat widget